Haji mabrur lebih utama dari pada dunia dan segala isinya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali langsung masuk surga ( Hr Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah)

Ka Kankemenag Kab. Batang

Ka Kankemenag Kab. Batang
Drs. H. Moch. Bisri, M.Ag
NIP. 195905271987031003

Album Kegiatan

Album Kegiatan
Sosialisasi Tata Cara Pembuatan Paspor Calon Haji 2010

Group Qosidah Kemenag Kab. Batang dalam Acara Bimbingan Manasik Haji Tahun 2010

Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Tahun 2010 di Kabupaten Batang

Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Gotong Royong Jama'ah Haji Tahun 2009

STAFF

Selasa, 17 September 2013

Makkah (Pinmas) —- Daerah Kerja Makkah terbagi menjadi 9 sektor dengan jarak dan kapasitas yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. 9 sektor itu sendiri mencakup wilayah Mahbasy Jin, Aziziyah, Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah, Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura, Misfalah, dan Bakhutmah. “Jarak terjauh dari Masjidil Haram adalah sektor 2 yang mencapai 2.723m, sedang yang terdekat adalah sektor 4 dengan jarak 524m,” kata Arsyad Hidayat kepada MCH, Senin (16/09). “Kapasitas terbanyak adalah sektor 1 mencapai 21.606 orang, sedang yang paling sedikit adalah sector 3 dengan jumlah 8.941 orang,” tambahnya. Berikut data sektor-sektor di Daker Makkah: Sektor 1 Wilayah : Mahbasy Jin Jarak Terjauh : 1.970m Jarak Terdekat : 1.610m Jumlah rumah : 18 Kapasitas : 21.606 Sektor 2 Wilayah : Mahbasy Jin dan Aziziyah Jarak Terjauh : 2.723m Jarak Terdekat : 2.000m Jumlah rumah : 21 Kapasitas : 14.614 Sektor 3 Wilayah : Ra’i Zakhir, Ma’abdah, dan Jumaizah Jarak Terjauh : 2.160m Jarak Terdekat : 1.033m Jumlah rumah : 28 Kapasitas : 8.941 Sektor 4 Wilayah : Jarwal Jarak Terjauh : 2.000m Jarak Terdekat : 524m Jumlah rumah : 18 Kapasitas : 13.971 Sektor 5 Wilayah : Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, dan Syari’ Ummul Qura Jarak Terjauh : 1.960m Jarak Terdekat : 973m Jumlah rumah : 16 Kapasitas : 14.969 Sektor 6 Wilayah : Misfalah Jarak Terjauh : 1.780m Jarak Terdekat : 910m Jumlah rumah : 14 Kapasitas : 10.909 Sektor 7 Wilayah : Misfalah dan Bakhutmah Jarak Terjauh : 1.990m Jarak Terdekat : 1.600m Jumlah rumah : 20 Kapasitas : 13.635 Sektor 8 Wilayah : Bakhutmah Jarak Terjauh : 2.450m Jarak Terdekat : 2.050m Jumlah rumah : 34 Kapasitas : 11.968 Sektor 9 Wilayah : Misfalah dan Bakhutmah Jarak Terjauh : 2.181m Jarak Terdekat : 1.940m Jumlah rumah : 26 Kapasitas : 13.255 (mkd/mch) Selengkapnya...

Makkah (Pinmas) —- Renovasi Masjidil Haram ternyata tidak hanya berdampak pada pengurangan kuota jamaah haji seluruh dunia. Renovasi juga berpotensi mengakibatkan terjadinya kepadatan dalam proses peribadatan jamaah haji, khususnya ketika melaksanakan tawaf dan sai. “Jalur perpindahan jamaah setelah melakukan tawaf ke tempat sa’i tidak terlalu lebar dan berkelok hingga berpotensi menimbulkan kepadatan, khususnya pada puncak haji,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat, Senin (16/09) ketika memberikan paparan kepada Komite III DPD-RI. Terkait hal ini, Arsyad menjelaskan bahwa jamaah haji Indonesia rencananya akan diarahkan melalui tiga jalur masuk Masjidil Haram, tapi dengan satu jalur keluar. Pertama, jamaah haji Indonesia yang tinggal di Misfalah, Hafair, Jarwal, dan sebagian Bakhutmah akan diarahkan memasuki Masjidil Haram melalui Bab Malik Fahd dan Bab Malik Abdul Aziz. “Setidaknya ada 36.319 jamaah yang tinggal di wilayah ini,” terang Arsyad. Kedua, jamaah yang tinggal di Mahbasy Jin dan sebagian Bakhutmah akan diarahkan masuk Masjidil Haram melalui Babus Salam, Bab Shafa, dan Bab Ismail. “Jumlah jamaah di wilayah ini adalah 82.630 orang,” kata Arsyad. Ketiga, jamaah yang tinggal di Jumaizah, Rai Zahir, dan Ma’abdah akan diarahkan masuk Masjidil Haram melalui Bab Fatah dan Bab Salam. “Jamaah yang tinggal di wilayah sekitar 10.988,” tambahnya. Untuk menghindari terjadinya kepadatan yang lebih parah, lanjut Arsyad, jamaah haji Indonesia akan diarahkan untuk keluar Masjidil Haram setelah selesai melaksanakan ibada sa’i melalui pintu Marwa. “Jamaah sebaiknya langsung keluar melalui pintu Marwa dan tidak kembali lagi ke Shafa karena berpotensi menimbulkan kepadatan,” tutur Arsyad. Arsyad menambahkan bahwa pengaturan alur ini merupakan bagian dari upaya yang diambil untuk mengurangi resiko kepadatan yang bisa menimbulkan akibat yang lebih buruk. Hal senada disampaikan Wakil Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Mukhlis Hanafi. Menurutnya, PPIH serius dalam memikirkan langkah terbaik bagi jamaah menyikapi situasi terkini Masjidil Haram sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan nyaman. Selain mengatur alur pergerakan jamaah, PPIH juga telah dan akan melakukan beberapa langkah lain, seperti: mengirim surat kepada Pemerintah Arab Saudi agar memasang petunjuk arah yang berbahasa Indonesia. “Surat sudah kita kirim, namun sampai sekarang belum ada respon dari Pemerintah Arab Saudi,” kata Mukhlis. “Kami juga berencana menempatkan para petugas PPIH di wilayah masuk area sai dan pintu keluar Marwa. Di samping itu, ketua regu, ketua rombongan, dan ketua kloter juga harus berperan membantu mengarahkan jamaah,” tambahnya. (mkd/mch) Selengkapnya...

Kamis, 28 Februari 2013

Jakarta (Sinhat) -- Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji atau yang biasa disebut BPIH diharapkan sudah bisa ditetapkan pada bulan April. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Haji, Sri Ilham Lubis, ketika menerima kunjungan dari anggota Komisi C DPRD Kab. Tuban, Jawa Timur yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (20/02). “Tahun ini, sudah disepakati dalam raker Kementerian Agama dengan Komisi VIII DPR RI agar pembahasan BPIH dilakukan lebih awal,” tegas Sri. Sehubungan itu, lanjut Sri, pembahasan BPIH di DPR sudah dilakukan sejak bulan Januari 2013. “Sekarang sedang disiapkan segala sesuatunya, termasuk pembahasan tentang komponen terbesar dalam BPIH, yaitu penerbangan yang mencapai 60%,” kata Sri. Menurut Sri, alah satu upaya Kementerian Agama untuk mempercepat proses pembahasan BPIH adalah dengan mengirim tim penyewaan perumahan, transportasi, dan katering. “Tim yang diberangkatkan sejak tanggal 17 Januari ini bertugas melakukan survei harga dan mendapatkan pemondokan yang lebih baik dan lebih dekat,” uajr Sri. Namun demikian, Sri juga menjelaskan bahwa sekarang ini banyak sekali gedung di sekitar Masjidil Haram yang sudah, sedang, dan akan dibongkar untuk perluasan masjid. Sebagian besar di antaranya bahkan termasuk yang biasa ditempati oleh jamaah haji Indonesia. Sehubungan itu, tugas untuk mendapatkan pemondokan yang lebih dekat dan lebih baik merupakan tanggung jawab berat yang harus dilakukan oleh Tim. “Mungkin pemondokan akan sedikit menjauh (dari Ka’bah), tapi tetap dekat dengan Masjidil Haram karena adanya perluasan. Sehubungan itu, harga sewa pemondokan pun semakin mahal,” kata Sri. Agar harga sewa dapat dikendalikan, Menteri Agama, kata Sri, telah mengirim surat kepada Gubernur Makkah untuk ikut mengatur harga sewa pemondokan di Makkah. “Kita tetap berusaha agar bisa memperoleh yang terbaik,” tutup Sri. (mkd)
Selengkapnya...

Minggu, 10 Juli 2011

Beberapa jamaah calon haji (calhaj) menjadi korban kriminalitas di sekitar Masjid Nabawi, Madinah. Jutaan rupiah uang mereka melayang karena ditipu atau dirampas para penjahat.

Bagaimana tipsnya agar tidak menjadi korban? Kepala Daerah Kerja Madinah Subakin Abdul Muthalib membagi sejumlah tips agar calhaj aman dari kriminalitas.

Berikut tips yang disampaikan Subakin kepada detikcom, Minggu (17/10/2010):

1. Calhaj jangan membawa uang dalam jumlah banyak saat akan ke Masjid Nabawi. Membawa uang untuk membeli air mineral sekitar 10-20 riyal saja sudah cukup.

“Intinya kita ibadah saja, jangan pikirkan yang lain-lain dulu,” kata Subakin.

2. Karena baru tiba di tempat yang asing, kenali dan hafalkan gedung pemondokan. Upayakan catat nama gedungnya dan nomor sektornya. Catatan ini akan diperlukan bila sewaktu-waktu Anda lupa.

3. Hafalkan jalan menuju dan pulang dari Masjid Nabawi. Ingat lewat pintu nomor berapa Anda masuk Masjid dari situ pulalah sebaiknya Anda keluar agar tidak bingung. Belokan juga harus diingat, apakah belok kanan atau belok kiri dan berapa kali belokan sebaiknya diingat karena gedung-gedung di sekitar Nabawi nyaris seragam.

4. Kalau tersesat jalan, jangan tampak bingung. Langsung cari petugas haji Indonesia yang banyak bertugas di Masjid Nabawi. Petugas haji Indonesia dari Kementerian Agama yang resmi mengenakan seragam kemeja biru muda dipadu celana biru tua. Kemeja dilengkapi nama dan bendera merah putih kecil di lengannya. Bila memakai rompi atau jaket warnanya biru tua. Ada tulisan ‘Petugas Haji Indonesia’ di bagian belakang bendera merah putih di dada.

Sementara petugas dari kesehatan mengenakan kemeja warna putih dan celana biru dongker. Rompi berwarna abu-abu tua dan jaket berwarna biru benhur. Lambang bendera merah putih di dada serta tulisan ‘Petugas Haji Indonesia’ di punggungnya.

5. Upayakan pergi dan meninggalkan Masjid Nabawi tidak sendirian, selalu bersama-sama teman atau rombongan, jangan berpencar, lebih baik saling menunggu bila salah satu teman belum selesai dengan urusannya.

6. Jangan mudah percaya terhadap tawaran-tawaran ataupun bantuan orang yang tidak dikenal meskipun orang itu pandai berbahasa Indonesia dan memakai batik.
Selengkapnya...

Kasi PHU

Kasi PHU
Drs. H. Darwanto
NIP. 19611202 199003 1 002

Blog Archive

Do'a Seputar Haji

Pengunjung

Free Counters